Kunjungi Facebook saya

Profil Facebook Agung K. Saputra

08 Desember, 2008

Memahami Entitas Persahabatan Bersama KEPOMPONG

Sindentosca sebuah band yang berpersonelkan 1 orang saja ,menurut beberapa situs namanya Jalu, sekaligus yang menciptakan lagu ini. Sebuah band yang telah membuat catatan istemewa bagi saya tentang sebuah persahabatan.

Begini kira-kira pemahaman saya berdasar syair lagu itu.

Dulu kita sahabat
teman begitu hangat
mengalahkan sinar mentari
Dulu kita sahabat
berteman bagai ulat
berharap jadi kupu-kupu


Yah…sahabat adalah dua orang atau lebih yang saling membutuhkan saling mendukung dan saling menghargai, bisa disebutkan sebagai teman yang begitu hangat, sehingga hangatnya itu mengalahkan sinar mentari. Hangatnya sinar mentari selalu membangunkan kita dari tidur panjang yang lelap, suatu mekanisme yang sangat alami. Banyak orang yang ketika matahari mulai muncul, sudah sulit memulai tidur lagi. Tentunya dalam kondisi normal, bukan saat nguaaaantuuk banget. Seorang sahabat-pun harus bisa membangunkan kita dari tidur yang lelap, kemalasan, kenyamanan, kebingungan yang selama ini dialami. Sahabat harus bisa memberikan kesadaran baru bagi kita (awerness). Bukanlah sahabat, bilamana dia justru mendukung ke arah hal-hal atau kegiatan yang malah menjauhkan kita dari kesadaran / malah me”lelap”kan kita. Hangatnya sinar mentari-pun suatu hal yang pasti. Setiap pagi dia ada walaupun kita tidak membutuhkannya, malah kadang kita mengumpat-ngumpat, sambil tarik selimut kembali:” Uuuhhh kok sudah pagi sih…” Seorang sahabat dia berada tanpa kita sadari dan berada disaat yang tepat ketika dia dibutuhkan, tanpa pernah mengeluh ketika kita mengumpatnya.

Persahabatan adalah bagaikan ulat dengan harapan menjadi kupu-kupu. Disini titik tekannya adalah HARAPAN. Sebuah kegiatan, sebuah wadah pun persahabatan, butuh tujuan, butuh harapan sebagai modal. Tanpa dianggap tak layak. Demikianlah persabatan harus mempunyai harapan dan tujuan menjadi lebih baik, lebih berkembang dan lebih luas wawasannya. Tak selamanya kita menjadi ulat, yang bergerak lamban, dari satu daun ke daun yang lain, dengan kecepatan 2 daun perhari, hanya di satu pohon. Menghabiskan waktunya dengan mengunyah dan mengunyah lembaran daun itu. Dengan gerak yang serba terbatas, serba lamban dengan wawasan yang sempit terbatas 1 pohon saja. Kapan kita menjadi kupu-kupu? Dengan sayap yang lebar, artinya wawasan kita pun luas, bisa “menclok” ke banyak pohon, tak hanya pohon, kadang bunga, sawah, lautan bahkan rumah manusia. Selain itu kita sudah lepaskan urusan memenuhi perut sendiri, berganti kita membantu men-cerahkan makhluk lain dengan membantu penyerbukannya, membantu kelangsungan hidupnya. Harapan…harapan untuk menjadi lebih baik.

Kini kita berjalan berjauh-jauhan
kau jauhi diriku karena sesuatu
mungkin ku terlalu bertingkah kejauhan
namun itu karena ku sayang

Ada kalanya persahabatan menjadi putus oleh berbagai sebab. Selama manusia masih menggengggam erat ego diri, maka persahabatan itu mempunyai potensi kuat untuk putus, kapanpun, dimanapun dan saat apapun. Kalau sampai sekarang masih langgeng, mungkin masih belum waktunya. Namun tak perlu risau, putusnya sahabat bukan berarti jelek. Kadangkala putus itu perlu demi keberlanjutan “persahabatan” itu sendiri. Akan lebih berkembang kalau masing-masing berjalan sendiri dan kelak mengikatkan diri dengan sahabat yang lain. Karena kebutuhanku dulu adalah ini, maka sahabatku adalah kamu dan sebaliknya. Namun ketika diriku sudah berjalan aku butuh yang itu, maka aku ingin sahabat yang lain. Biarlah persahabatan itu tetap sebagai persahabatan dengan harapan menjadi kupu-kupu. Jangan kita bersahabat dengan memandang orangnya (egodiri-nya) bukan esensi persahatan itu sendiri. Janganlah persahabatan itu justru menjadi belenggu baru yang menjadikan kita tetap sebagai ulat.

Semua yang berlalu
biarkanlah berlalu
seperti hangatnya mentari

Siang berganti malam
sembunyikan sinarnya
hingga dia bersinar lagi

Saya meluncur langsung menuju bagian coda lagu, melewati bagian reffren, karena masih sangat berhubungan. Apapun yang terjadi dalam persahabatan, rusak, berantakan, saling curiga dan akhirnya bermuara pada putus, tak usah dipikirkan. Biarkan itu menjadi suatu yang alami dan menjadi rahasia alam. Bila kita masih saling membutuhkan, saling memerlukan, alam pasti akan mengatur, suatu saat kita pasti bertemu kembali, tak sempat dikehidupan ini masih ada di kehidupan lain.

Biarkanlah semua berlalu bagaikan sinar mentari, yang kita tidak pernah menyesali kepergiannya, ketika selimut malam mulai membungkus, karena kita yakin bahwa esok dia akan kembali, mentari tak pernah ingkar janji, alam tak pernah ingkar. Begitu pula dengan persahabatan, orangnya boleh berganti tetapi maknanya tetap.

Persahabatan bagai kepompong
mengubah ulat menjadi kupu-kupu
persahabatan bagai kepompong
hal yang tak mudah berubah jadi indah
Persahabatan bagai kepompong
maklumi teman hadapi perbedaan
persahabatan bagai kepompong
na na na na na..

Ini adalah bagian refren yang sangat dalam dan indah sekali maknanya. Persahabatan adalah suatu proses, suatu kegiatan yang harus mengubah ulat menjadi kupu-kupu. Untuk menjadi suatu yang lebih baik tidak mudah, tidak gratis, butuh pengorbanan, sesedikit apapun pasti ada. Itulah kepompong. Bisa dibayangkan ulat yang semula gembul, rajin makan, bergerak hanya untuk kepentingan makanan, dia diam hanya kalau sedang tidak makan saja, mau-maunya bersemedi, bertapa sekian puluh hari diam, puasa dalam kegelapan tak peduli datang hujan ataupun terik matahari. Apa yang menyebabkan itu terjadi? Tak lain adalah harapan itu tadi, menjadi kupu-kupu. Tanpa suatu kesadaran bahwa aku-ulat yang buruk rupa ini yang rendah ini, ohhh ternyata mampu menjadi kupu-kupu, maka saya yakin kepompong tetap akan jadi kepompong. Namun ketika sang ulat yakin dirinya pasti bisa, maka keyakinan itu makin menguat, menimbulkan suatu harapan, maka harapan itu niscaya akan menjadi sesuatu yang riil.

Kepompong, yang membuat hal tak mudah berubah jadi indah.

Demikian pula dengan perbedaan, manusia diciptakan sudah pasti berbeda. Siapa yang menyangkal? Proses persahabatan adalh proses belajar, bagaimana kita bertoleransi, berempati, memaklumi. Karena perbedaan itulah kita belajar mengelola harapan dan tujuan hidup. Karena ketika kita mampu memaklumi sebuah perbedaan maka selangkah lagi kita akan mempunyai sayap, menjadi kupu-kupu dan siap menuju intisari kehidupan yang sejati.

Terimakasih untuk istriku yang sudah menjadi sahabat terbaikku dulu, sekarang dan sampai selama-lamanya, yang setia untuk saling menemani, saling mendampingi, saling bertumbuh dalam KEPOMPONG kehidupan ini menuju keyakinan dan harapan menjadi kupu-kupu, dimana kita bisa terbang bersama menggapai nirwana.

Soerabaia, 8/12/2008

28 November, 2008

HIPNOSIS UNTUK PERSALINAN

"Hypnosis for Birthing"

Solusi untuk Krisis Ekonomi bagi Calon Ibu


Suatu metode relaksasi dikhususkan untuk ibu hamil, sehingga bisa mendapatkan relaksasi yang mendalam secara fisik dan pikiran dengan menggunakan metode HYPNOSIS

Dengan relaksasi yang mendalam ini seorang ibu bisa mengaktifkan pikiran bawah sadar sehingga bisa mendapatkan suasana rileks, lancar, nyaman dan bahagia selama kehamilan dan dalam persiapannya menghadapi persalinan alami dengan meminimalkan rasa sakit tanpa penggunaan obat-obatan.

Selain itu karena ibu masuk dalam proses pikiran bawah sadar, seorang ibu bisa menjalin komunikasi dan jalinan kasih sayang kepada janin di dalam rahim. Intinya bisa menyeimbangkan mind, body, soul (jiwa, tubuh dan roh) sehingga didapatkan perasaan bahagia selama kehamilan, persalinan maupun setelahnya, sesuai prinsip-prinsip pengobatan holistik.

SEJARAH:

Dikembangkan oleh:

  • Grantly Dick-Read, MD (ahli kandungan) 1944
  • Leclaire O’Neill PhD 1987
  • Marie F. Mongan 1989 yang akhirkan mem-patenkan penggunaan nama hypnobirthing
  • Di Indonesia mulai populer pada pertengahan tahun 90-an, diperkenalkan oleh para clinical hypnotherapy dan beberapa ahli kandungan di Jakarta
  • Di Surabaya, masih belum terlalu populer

MANFAAT

Untuk Ibu:Tebal

  • Selama kehamilan tetap segar bersemangat dan meminimalkan berbagai keluhan yang menyertai selama kehamilan (bengkak di kaki, tekanan darah tinggi selama hamil, muntah dan ngidam yang berlebihan)
  • Bisa mengatur dan mengurangi kadar rasa sakit saat melahirkan, mengurangi stres dan depresi setelah persalinan dan lebuh mudah mengkontrol emosinya.
  • Ibu mendapatkan rasa nyaman, ketenangan dan kebahagiaan karena persalinan yang lancar.
  • Mencegah kelelahan yang berlebihan saat proses persalinan.
  • Mengurangi komplikasi medis dalam melahirkan.
  • Memperlancar ASI.

Untuk Janin:

  • Janin merasa ada kedekatan emosi dan ikatan batin yang lebih kuat, karena saat menjalani hypnosis, ibu dan janin menjalin komunikasi bawah sadar.
  • Bayi yang dilahirkan relatif tidak kekurangan oksigen.
  • Janin merasa damai dan mendapatkan getaran tenang serta pertumbuhan hormon melalui plasenta lebih seimbang.

Untuk Suami:

  • Merasa lebih tenang dalam mendampingi proses kehamilan dan persalinan karena emosi hubungan suami istri menjadi stabil.
  • Jika suami melakukan hypnosis ke istri, ada jalinan lebih mesra ke istrinya dan mendekatkan dengan janin

Untuk Dokter dan Bidan:

  • Kerja lebih ringan karena wanita yang masuk program hypnosis for birthing lebih stabil emosinya, tidak banyak mengeluh.
  • Keluhan yang medis yang menyertai kehamilan bisa lebih dikurangi
  • Proses persalinan jauh lebih lancar dan cepat. Meminimalkan penggunaan obat pengurang rasa sakit, obat bius dan kemungkinan komplikasi sangat kecil
  • Proses pembukaan jalan lahir lebih singkat, meminimalkan penggunaan induksi persalinan.

Bagi Rumah Sakit / Klinik Persalinan:

  • Menghemat anggaran, karena komplikasi pasien menurun dan angka operasi bisa ditekan.
  • Membantu masyarakat yang lemah finansial yaitu gerakan kesehatan dengan mengurangi pembiayaan di bidang kesehatan. “Persalinan alami berarti tidak operasi, berarti tidak keluar uang banyak untuk biaya operasi.”
  • Bisa menjadi sarana promosi bagi RS / Klinik, karena dengan kepuasan bisa melahirkan alami dengan mudah, maka lebih banyak lagi pasien yang datang ke tempat Anda. Sebagai Produk Unggulan

Kenapa banyak ibu-ibu sekarang takut kalau harus melahirkan alami??

  • Terpengaruh sugesti masyarakat bahwa persalinan = sengsara dan sakit
  • Tidak tahu proses / perjalanan yang benar saat bersalin (kurang informasi)
  • Sudah sengsara selama kehamilan, sehingga tidak mau lebih sengsara lagi saat bersalin
  • Pilih operasi agar bisa mengatur tanggal lahir (faktor kepercayaan dan budaya)
  • Korban provokasi “non-ethical medical procedure”, yaitu mudahnya profesi medis menganjurkan operasi (tanpa indikasi yang kuat) untuk berbagai keuntungan pribadi / kelompok.

APA YANG MENYEBABKAN SAKIT SAAT PERSALINAN??

Ada 2 jenis:

1.Sakit Fisiologis (phisiological pain)

Sakit yang alami, pasti terjadi, karena kontraksi rahim dan proses pembukaan jalan lahir. Ambang kesakitan tiap wanita berbeda jadi rasa sakit ini adalah sangat individual dan tidak bisa digeneralisasi. Yang jarang diketahui adalah ambang sakit ini bisa dilatih agar lebih tahan, bisa dimanipulasi agar rasa sakit dialihkan menjadi rasa bahagia. Sehingga rasa sakit 30 menit dirasakan bagai 5 menit saja.Dengan metode hypnosis melatih ambang sakit dan memanipulasinya bisa dilakukan.

2. Sakit Psikologis (psycological pain)

Rasa sakit yang muncul karena rasa takut yang mendalam dan emosi atau panik. Mengakibatkan rasa tegang sehingga memperparah sakit alami yang sudah ada. Kenapa rasa takut dan tegang menimbulkan kenyerian, tak lain karena sugesti negatif yang masuk ke alam pikiran bawah sadar. Tipe sakit inilah yang bisa dihilangkan sama sekali melalui metode hypnosis dan relaksasi dengan mengalihkannya kepada rasa nyaman rileks dan bahagia.

KAPAN SEBAIKNYA MULAI DILAKUKAN HIPNOSIS ??

Tidak ada efek signifikan kapan dilakukan hypnosis

Biasanya kehamilan trimester pertama sudah bagus dilakukan. Namun tidak juga terlambat kalau melakukan setelah usia kehamilan 7 bulan bahkan sampai detik-detik terakhir mau bersalin masih bisa dilakukan. Apalagi saat pasca persalinan untuk memperbaiki kelancaran ASI dan kestabilan emosi ibu.

Tentunya semakin awal dimulai, semakin baik karena ibu bisa merasakan rileks jauh lebih baik dan karena faktor sering dilatih. Ibarat pisau semakin lama diasah semakin tajam.

JADI APAKAH ANDA:

  • Ibu hamil yang ingin lancar dan bahagia selama proses kehamilan, termasuk memperoleh bayi yang sehat
  • Ibu hamil yang ingin malalui proses persalinan alami yang aman dan bahagia dengan rasa sakit yang minimal
  • Suami yang ingin berperan serta menjadikan kehamilan dan persalinan istri Anda secara lebih berkualitas dan bahagia
  • Tenaga Medis dan bidan yang ingin membantu pasien Anda bersalin secara alami dengan lancar, meminimalkan rasa sakit, resiko dan efek samping
  • Pengelola Rumah Sakit dan Klinik Bersalin yang ingin menjadikan persalinan alami yang lancar, aman dan bahagia sebagai “ikon” dan keunggulan RS/Klinik Anda

Saya bersedia membantu:

  • Untuk mengadakan Pelatihan atau Workshop kelompok “ HYPNOSIS for BIRTHING” dengan peserta dibawah 20 orang untuk 1 angkatan, selama 5 jam dengan materi 50% teori dan 50% praktek
  • Acara penyuluhan instan yang bisa terintegrasi dengan kegiatan lain (misalnya senam hamil, yoga dsb.) secara bertahap / serial
  • Konsultasi dan terapi secara pribadi maupun pasangan suami istri, fokus pada self hypnosis for birthing

08 Oktober, 2008

MENJEMPUT IMPIAN
(Refleksi Perjalanan Hidup Seorang Anak)
oleh : A.J Agung K Saputra



MENJEMPUT IMPIAN

Indah larik pelangi, seusai hujan membuka hari
Samar dirajut mega, garis wajahmu lembut tercipta
Telah jauh kutempuh perjalanan
Bawa sebentuk cinta, menjemput impian
….
Kau dan aku jadi satu, arungi laut biru
Takkan ada yang kuasa mengusik haluannya
Kau dan aku jadi, satu sambut datangku
Sekian lama waktu telah mengurai makna
Cinta kita gemerlap terasah masa
Kan kubuat prasasti dari tulusnya janji:
Walau apa terjadi tetap tegak berdiri
Bersama kita jemput impian

( Lagu “Menjemput Impian” oleh KLA Project )



Kelahiran seorang anak sudah barang tentu sangat dinanti-nantikan dengan pehuh harap. Berbagai sambutan, hadiah sampai selamatan dan kenduri, barangkali telah dipersiapkan oleh orang-orang terdekat. Setelah seorang ibu bersusah payah mengandung selama 9 bulan dan kemudian masih harus berjuang sekali lagi saat proses melahirkan, akhirnya ….. ah lega, lahirlah sewujud bayi kecil di jagat ini. Sang ayah yang yang pula menanti-nanti dengan cemas, sambil bersusah payang mencari tambahan uang untuk si kecil, boleh bernafas lega.
Seperti indahnya larik pelangi seusai hujan membuka hari. Indah dan bahagia mengetahui si kecil sehat, lucu dan tak kurang suatu apa.
Namun apa jadinya apabila si kecil yang telah ditunggu-tunggu dengan segudang harapan, ternyata mengalami satu atau beberapa kelainan ? Sebagai manusia biasa, kekecewaandan penolakan pastilah muncul. Tapi apa memang begitu ?

DITOLAK
Adalah seorang Vincent, bocah berusia 3 tahun saat ini, yang boleh disebut anak yang kurang beruntung itu. Dia adalah salah satu dari beberapa anak asuh yang menggantungkan hidupnya di bawah asuhan para suster ALMA. Tanggal lahirnya pun para suster tidak begitu jelas tahu, namun yang jelas pada tanggal 24 September 2001 sang bocah ini diantar ke wisma, sehingga tanggal itu menjadi tanggal yang paling berarti dalam hidupnya.
Sejak beberapa bulan setelah menghirup udara dunia ini, Vincent menderita suatu penyakit yang bahasa medisnya Hidrocephalus, yakni pengumpulan cairan otak yang berlebihan di rongga tengkorak, yang menyebabkan lambat laun kepala si bayi terus membesar. Pembesaran ini tentu saja menghambat pertumbuhan alami sel-sel otak dengan segala akibatnya, termasuk gangguan di syaraf tubuh secara keseluruhan.
Awalnya seorang aktivis sosial gereja setempat yang “menemukan” Vincent, di suatu daerah semi pedalaman di Kalbar. Vincent terlahir dari keluarga yang dalam strata menengah keatas, pedagang adalah pekerjaan si orang tua. Namun tampaknya tiada usaha dari si orang tua untuk memberi perhatian lebih terhadap Vincent dan penyakitnya. Entah karena apa. Akhirnya dengan usaha dari aktivis sosial ini, tersiarlah kabar tentang wisma bahakti luhur dan kegiatannya. Dalam tempo yang tak terlalu lama, si orang tua membawa Vincent kecil ke wisma dan mempercayakan kehidupan vincent pada para suster. Setelah penyerahan yang singkat itu, resmilah Vincent sebagai slah satu keluarga besar wisma Bhakti Luhur di Pontianak bahkan di Indonesia. Namun sayang sungguh sayang, perjumpaan pertama para suster dengan orang tua Vincent waktu itu adalah terakhir kalinya. Sejak saat itu sampai sekarang tiada kontak dengan orang tua Vincent. Vincent kecil pun tak sempat berucap selamat tinggal pada orng tuanya. Waktu itu umurnya baru 5 bulan. Vincent kecil ditolak keberadaannya ??

HILANG HARAPAN
Ditolak oleh orang tuanya, mungkin, dengan segudang alasan tentunya, kita tak tahu pasti. Namun oleh para suster dan perawat di wisma, Vincent justru diterima dengan kasih yang terbuka. Vincent dipandang sebagai manusia juga yang sedang bertumbuh. Walaupun dengan penyakit yang menyertainya, yang mengakibatkan serangkaian hambatan bagi pertumbuhannya. Sewaktu datang ke wisma, kondisi Vincent sangat memprihatinkan. Dada, kaki dan lengannya yang kurus kering sangat kontras dengan kepalanya yang begitu besar, sampai sampai kelopak matanya-pun tak kuasa terpejam. Kaki dan tangannya terbujur kaku (spastik) tanpa gerakan, ditambah rintihan dari mulutnya yang mungil selalu terdengar, karena untuk menangis dia tak sanggup lagi.
Melihat keadaan yang seperti itu, para suster berdaya upaya untuk memberi pengobatan yang semestinya kepada Vincet. Operasi. Itulah satu-satunya pengobatan yang mungkin bagi Vincent, menurut dokter saat itu. Atas berkat rahmat Tuhanlah ada seorang dermawan yang mau menanggung seluruh biaya operasi, sehingga para suster tak perlu pusing memikirkannya. Akhirnya setelah operasi yang begitu melelahkan, terpasanglah sebuah selang kecil yang ditanam di balik kulitnya, menembus rongga kepala, untuk mengalirkan kelebihan cairan otak ke perut. Setelah 50 hari opname Vincent dengan selang dikepalanya diijinkan pulang.
Namun operasi ternyata belum membawa kesempuhan total bagi Vincent. Hari lepas hari perkembangannya begitu lambat. Setelah beberapa kali kontrol dan beberapa kali perbaikan posisi selang, dokter menyatakan kondisi Vincent begitu sulit untuk ditangani, dengan kata lain, secara medis tiada lagi hal yang bisa dilakukan, alias angkat tangan. Sontak mendengar kabar itu, sedih, payah dan putus asa bercampur jadi satu di benak para suster dan pengasuh Vincent. Tiada lagi harapan sepertinya. Dengan langkah gontai Vincent kecil dibawa kembali ke wisma.

CINTA
Telah jauh kutempuh perjalanan, bawa sebentuk CINTA, menjemput impian. Itulah kata yang mungkin tersemat di hati para pengasuh. Vincent telah menempuh perjalanan panjang di umurnya yang belum genap 1 tahun, kini hanyalah CINTA yang bisa menyembuhkannya. Keyakinan itulah yang tampaknya dipegang teguh para suster dan perawatnya. Hari demi hari, dalam kondisinya yang masih lemah, para suster tetap memberikan kasih dan cintanya, seperti halnya terhadap anak wisma yang lain. Vincent yang malang tetap diperlakukan sebagai seorang anak kecil yang tentunya haus kasih sayang.
Selama 1,5 tahun ini Vincent bahkan harus tidur duduk, dengan kepala lebih tinggi, ini untuk menjamin aliran cairan dari kepala lewat selang berlangsung lancar. Dengan demikian tugas para susterlah dengan penuh kesabaran menggendong Vincent di malam-malam sampai 1,5 tahun ini. Tak ayal mereka-pun ikut-ikutan tidur sambil duduk. Kelelahan dan kebosanan para pengasuh tentunya bukan barang aneh. Tapi semangat, cinta dan sayang mereka kepada anak-anak yang mampu menepis hal itu.
Hari demi hari perkembangan Vincent terus diperhatikan oleh pengasuhnya, walu sekecil apapun. Pergerakan jemari nya yang mulai bisa mengenggam, kakinya yang tak lagi se-kaku yang dulu, matanya yang mulai bisa melirik kanan-kiri dan lengan serta betisnya yang tampak mulai berisi, adalah peristiwa yang patut menimbulkan ucapan syukur. Begitu pula dengan kepal yang mulai mengecil serta tangisnya yang mulai jarang, pertanda mungkin rasa sakit yang dideritanya mulai berkurang.

HAPPY BIRTHDAY
Sekarang usia Vincent sudah menginjak 3 tahun. Dengan usia sedini itu Vincent telah menempuh perjalanan yang begitu panjang dan berliku, berjuang antara hidup dan mati. Begitu pula dengan para pengasuhnya yang juga penuh perjuangan untuk tetap menebar kasih dan cinta dengan tak putus-putusnya. Maka tak berlebihannlah di usia yang ke-3 ini dibuatlah perayaan yang agak istimewa. Dirayakan dengan berkumpul, bernyanyi, bermain dan makan bersama teman-teman sewisma, para pengasuh, bahkan anak-anak sebaya di sekitar lingkungan wisma. Perayaan kecil ini tampaknya perayaan bagi perkembangan kondisinya yang akhir-akhir ini cukup pesat. Hal-hal kecil yang bagi anak-anak normal tampak biasa, menjadi luar biasa dan istimewa untuk seorang Vincent.
Memeng wajahnya masih belum menampakkan sebuah ekspresi senyum, namun sinar matanya tak dapt menipu, bahwa dia begitu bahagia berkumpul dengan semua orang yang mengasihinya, di hari ulang tahunnya. Vincent telah menemukan keluarga baru yang sangat mengasihinya jiwa dan raga. Andaipun ada harapan, barang kali dia masih ingin agar orang tua, yang melahirkannya, sudi menjenguk, untuk sekedar menunjukkan, aku masih hidup. Andaipun sekarang Vincent bisa berkata, barangkali dia mau berkata : “Kan kubuat prasasti dari tulusnya janji, walau apa terjadi, tetap tegak berdiri, bersama kita jemput impian…” Ya… menjemput impian dan harapanku. Bersama para suster dan pengasuh yang selalu mencintaiku. Untuk terus hidup 1 tahun lagi-kah ? 3 tahun lagi ? 5 tahun lagi ? 10 tahun lagi ? Atau sampai kapan-kah ? Tak ada yang tahu…….





Laut Jawa, 27 Mei 2004
Diolah berdasarkan wawancara dengan Sr. M G Windayani, ALMA,
kepala wisma Bhakti Luhur, Kotabaru, Pontianak, Kalbar.
Thanks to Rosa atas catatan syair lagunya.

21 Agustus, 2008

Beberapa Kegunaan Hipnosis

Hipnoterapi membantu dalam hal…

¡ Stress, depresi, kepanikan (anxiety) apapun latar belakangnya dan dengan segala akibatnya, misalnya drug abused, percobaan bunuh diri, alkohol abused.

¡ Phobia ( = ketakutan yang berlebihan dan tidak wajar terhadap suatu benda / kondisi tertentu )

¡ for Quit Smoking.

¡ Obsessive compulsive disorder.

¡ Sexual dysfunction à frigid, ejakulasi dini, impotensi, trauma pelecehan seksual, disorientasi seksual.

¡ Mengkontrol berat badan dan vitalitas tubuh.

¡ Better studies à meningkatkan performa belajar, motivasi diri, prepare examinations, agar betah belajar dan “cepat masuk”.

¡ Rileksasi dalam segala kondisi à mempelajari cara tidur dengan efektif, tidur 15 menit bagaikan tidur 2 jam.

¡ Sport therapy, akselerasi prestasi olahraga.

¡ Jerawat, gangguan menstruasi, menopouse dan masalah hormonal lain yang dominan bersumber dari sisi psikologis.

¡ Memprogram / membuat Goal Setting dan Goal Praying untuk kehidupan kita.

¡ Dan penyakit lain yang sumbernya dari sisi psikologis ( latah, gagap, sering mimpi buruk / “ngelindur”).

¡ Penyakit hormonal dan medis lainnya, dalam hal sebagai pelengkap dan mempercepat pengobatan medis.

APA ITU HIPNOSIS ???

Setiap Orang Pernah Mengalami Keadaan Hipnosis. Betulkah?

Apakah Anda pernah:

Membaca buku hingga menjadi bagian dari buku tsb?

Terkejut dan ketakutan dikala menonton film horor di bioskop?

Ikut menangis, “gregetan” bahkan ikut marah-marah ketika menonton sinetron di TV?

Menyetir mobil dan tidak dapat mengingat sebagian detil perjalanan Anda? Tiba-tiba sudah sampai di tempat tujuan kita?

Dan banyak contoh lainnya. Sebenarnya pada kondisi seperti itu anda dalam keadaan terhipnosis. Tepatnya Natural Hypnosis / Hipnosis Alami.

Apa itu Hipnotis, Hipnosis dan Hipnoterapi ?

Hipnosis ( Hypnosis ) adalah:

· Suatu proses secara psikologis yang menciptakan hasil fisiologis

· Proses yang diterima oleh pikiran yang tidak menganalisa

· Keadaan natural yang dialami setiap manusia

· Sebuah alat untuk memperoleh perubahan

· Saat gelombang pikiran kita di Alfa / Theta

Hipnotis ( Hypnotist ) adalah orang yang melakukan / menerapkan hypnosis.

Hipnoterapi (Hypnotherapy) adalah proses terapi dengan menggunakan prinsip-prinsip Hipnosis.

Prinsip Dasar Hipnosis

Ingat fenomena gunung es ? Pikiran kita pun seperti itu. Pikiran sadar adalah yang tampak di permukaan jumlahnya 12 %. Sisanya ( 88 % ) adalah pikiran bawah sadar. Alam pikiran yang sangat luas, yang menyimpan memori, kebiasaan yang terekam sejak awal kehidupan kita yang ternyata masih berdampak hingga saat ini. Tempat memori / kenangan yang kita duga sudah hilang, ternyata masih tersimpan dan bisa kita akses dengan prinsip hipnosis.

Jadi hipnosis adalah proses bagaimana membuat shortcut sehingga perbatasan pikiran sadar dan tidak sadar menjadi terbuka dan dapat diakses untuk kepentingan pengobatan.

Hipnosis—Hipnoterapi bukanlah …

Bukanlah berpikiran lemah…..

Justru orang dengan retardasi mental, stress berat, depressi berat dan sakau, tidak bisa dihipnosis. Sebaliknya orang yang intelektualnya baik, fokusnya baik, dan bisa memahami instruksi dengan baik akan mudah dihipnosis.

Bukanlah hilangnya kendali diri sendiri…..

Anda masih bisa bergerak, namun sangat malas.

Bukanlah berpikiran kosong…..

Anda masih bisa mendengar suara-suara disekitarnya.

Bukanlah kejahatan seperti yang diberitakan media massa (Gendam)

Proses hipnoterapi akan banyak membantu me-nyelesaikan masalah yang akarnya dari proses alam bawah sadar tersebut. Melalui hipnosis dilakukan proses Re-Programming (Pemrograman Ulang) bukan New Programming (Pemrograman Baru). Pada hakekatnya, tiap manusia, sejak lahir, sudah membawa esensi program hidupnya sendiri. Namun seiring dengan proses kehidupan, lingkungan dan sistem nilai, blue-print program tersebut terlupakan. Proses hipnosis dapat membantu mengingatkan akan “fitrah” kita.

Berhasil tidaknya proses ini sangat tergantung dari KEMAUAN klien. Karena dalam proses hipnosis, seorang hipnotis ( orang yang meng-hipnosis ) hanya bertindak sebagai FASILITATOR, sementara prosesnya adalah dari, oleh dan untuk klien itu sendiri. Sugesti yang diberikan-pun adalah sesuai kesepakatan dan persetujuan klien, sebelum proses hipnosis berlangsung.

Tanpa keinginan dan niat klien, mustahil proses HIPNOSIS bisa berlangsung.

SETETES AIR BAGI DUNIA

Dunia sudah berubah, tak seperti dulu lagi, 20 atau 30 tahun yang lalu. Tak seperti saat masa kecil kita atau tak seperti cerita orang tua kita dikala mereka kecil. Udara semakin panas dan pengap, polusi melonjak sampai batas tinggi, beragam penyakit yang aneh-aneh timbul bagai jamur di musim hujan. Berita banjir dan tanah longsor tak luput dari pendengaran kita, disisi lain bencana kekeringan dan gagal panen juga menjadi keprihatinan kita. Iklim dan cuaca tak bisa diprediksi lagi. Sebentar hujan lebat, sebentar lagi panas menyengat kulit. Musim hujan datang lebih awal, musim kemarau memanjang.

Manusia semakin mudah panas, mudah emosi dan brutal, mengikuti panasnya udara. Mudah putus asa, seperti tiada harapan dan pegangan. Suasana indah dunia ini, gemah ripah loh jinawi tinggal kenangan. Sejuknya udara pagi hari, hijaunya hutan nun jauh di lereng gunung, jernihnya sungai mengalir hanya tinggal angan-angan belaka.

Pemanasan Global ( Global Warming ) dijadikan biang keladi dari semua itu, yang menjadikan keseimbangan alam terganggu. Semua orang lantas berbicara dan membicarakannya. Sebagian sudah sadar dan mengupayakan langkah kongkrit dalam mengatasinya. Sebagian lagi masih enggan berbuat dan merasa tiada daya untuk memberi sumbangsih. Dimana peran kita ¿

Kita bisa berperan. Mari mulai menghemat penggunaan kertas di lingkungan kerja kita, karena pembuatan kertas akan menghabiskan pohon-pohon di hutan. Mari mulai menghemat listrik, agar penggunaan bahan bakar untuk menghasilkan listrik juga bisa dihemat. Mari mulai memilah-milah sampah di rumah , agar limbah yang masih bisa diolah kembali, dapat dimanfaatkan lagi. Mari membangun suasana kerja yang solid, memupuk kesabaran, toleransi dan solidaritas, sehingga tercipta lingkungan kerja yang nyaman. Menghindari persaingan yang tidak sehat dan suasana hati yang mudah emosi, agar dunia ini tidak semakin terasa panas.

Tulah sudah datang, tetapi bagaimana mengolah tulah tersebut menjadi berkat, tinggallah soal pilihan. Pilihan untuk sadar, peduli dan mau sedikit berbuat, daripada hanya apatis. Apa yang kita perbuat memang hanya SETETES AIR BAGI DUNIA yang sudah panas ini. Tetapi air tetaplah air, walaupun setetes, yakinlah dapat memberi kesejukan dan kehidupan bagi para musafir di padang gurun kering.

Mari kita jadikan lingkungan kerja kita ini OASE bagi saudara-saudara kita yang perlu pemulihan dan kehidupan.

Mei 2008

19 Agustus, 2008

Sebuah Tulisan dikala... saya masih muda.....Smg masih relevan

MEMANDANG KEDOKTERAN ALTERNATIF

SEBAGAI PELUANG

(SEBUAH VISI DAN INTUISI )

oleh : A.J AGUNG KURNIAWAN SAPUTRA

Sosok seorang dokter identik dengan penyembuh, pembawa kebahagiaan, sosok yang dianggap tahu segala-galanya, dan banyak orang yang menaruh harapan kepadanya. Dunia kedokteran telah berkembang berpuluh-puluh abad lamanya. Sejak dipopulerkan oleh Hipocrates, yang dianggap sebagai bapak ilmu kedokteran modern, usia ilmu kedokteran telah hampir 20 abad. Selama itu, telah banyak peranan para praktisi ilmu kedokteran bagi kelangsungan umat manusia Namun jauh sebelum itu ahli-ahli pengobatan dan penyembuhan di Cina, India, Mesir, Arab dan di belahan dunia lain, juga telah berperan sama seperti dokter-dokter di jaman sekarang, dengan beragam cara dan kebiasaan.

Dalam tulisan ini akan banyak ditemui istilah Ilmu Kedokteran Barat (IKB) dan Ilmu Kedokteran Timur/Alternatif (IKTA). Ilmu Kedokteran Barat (IKB), merujuk pada ilmu kedokteran yang awal mula dikenalkan oleh dokter-dokter di Eropa dan Amerika, dengan segala pengaruhnya, dan dalam perkembangan selanjutnya. Dimana ilmu kedokteran barat ini sekarang menjadi standar bagi seluruh sekolah kedokteran di dunia. Sedangkan Ilmu Kedoktern Timur/Alternatif (IKTA), merujuk pada ilmu kedokteran yang awal mula dikenalkan di luar Eropa dan Amerika, misalnya di Cina, India, Mesir, Arab, Indonesia dll, dengan segala metode dan perkembangannya.

Penulis sengaja membuat istilah ini bukan untuk secara ekstrim mengkutubkan dua hal diatas, mempertentangkan keduanya, maupun melebihkan satu diatas yang lain. Namun semata-mata untuk memperjelas bahasan dan menghindari kerancuan persepsi akibat kekaburan istilah yang dimaksud.

ILMU KEDOKTERAN MODERN

Abad 20 boleh dikata sebagai abad kekemasan dalam perkembangan IKB. Perjuangan gigih para dokter pada abad ini dengan komitmen mereka yang kuat, menghasilkan karya-karya agung di bidang kesehatan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia di muka bumi ini. Dengan didukung perkembangan yang pesat di bidang IPTEK, IKB mampu membuat hal yang dulu mustahil menjadi kenyataan, penyakit- penyakit yang dulu dianggap tak bisa disembuhkan atau di luar logika, sekarang dengan mudah dapat diterangkan dan disembuhkan.

Namun sejalan dengan itu, perkembangan penyakit pun tidak berhenti di sini. Berbagai dampak negatif dari perkembangan IPTEK, secara tidak sadar turut memicu munculnya penyakit-penyakit baru. Polusi, penggundulan hutan, dan penipisan ozon, memperparah penurunan daya tahan manusia terhadap alam. Perubahan pola hidup yang menjauhi syarat-syarat kesehatan masih merupakan tantangan yang harus dipecahkan bersama. Kalau dahulu penyakit-penyakit infektif mendominasi kehidupan manusia, yang dengan berbagai kemajuan dapat di eliminasi. Sekarang tampaknya kecenderungannya berubah. Penyakit-penyakit degeneratif dan penurunan daya tahan tubuh mengalami peningkatan yang signifikan. Sekali lagi (disadari atau tidak ), hal ini didukung oleh pola hidup yang tidak baik, serba instan dan tidak memperdulikan lingkungan sekitar.

Sejalan dengan kecenderungan di atas, ilmu kedokteran dengan segala perangkat pendukungnya harus menyesuaikan diri. Kalau dulu pola kuratif menjadi titik pandang utama, sekarang tampaknya upaya promotif dan preventif-pun harus di perhatikan. Karena untuk menangani penyakit-penyakit degeneratif adalah lebih tepat dengan pencegahan, dalam hal ini preventif. Namun bukan berarti pola kuratif berhenti berkembang. Pola kuratif saat ini juga masih sangat dibutuhkan untuk menangani berbagai penyakit infeksi yang timbul lagi.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan Paradigma Sehat untuk mendukung program Menuju Indonesia Sehat 2010. Dengan demikian Program Kesehatan Paripurna yang meliputi upaya Promotif, Preventif, Kuratif, dan Rehabilitatif, menjadi pilihan mutlak. Dengan demikian tampaknya upaya promotif dan preventif harus lebih diperhatikan dan dikembangkan secara lebih serius, baik oleh para birokrat di bidang kesehatan, maupun para praktisinya.

@@@@@@@@@@@@@@

Seorang pasien datang ke dokter dengan keluhan utama nyeri seluruh tubuh dan perut membuncit, pada malam-malam tertentu dia bertingkah laku aneh dan muntah-muntah. Dengan segala keterbatasannya, dokter puskesmas di pedalaman Kalimantan Tengah yang baru 1 bulan bertugas ini, merujuknya ke ibukota propinsi. Namun kira-kira 2 bulan kemudian pasien datang kembali dengan keadaan yang jauh lebih buruk. Perutnya tampak semakin besar, sementara badan semakin kurus. Pasien mengaku telah diperiksa oleh Iternist dengan berbagai alat dan uji laboratorium namun dinyatakan normal (tidak ada tanda apa-apa yang cukup signifikan menunjuk pada suatu kelainan). Pasien telah diberi berbagai obat namun sampai saat ini tak ada hasil. Pasien pernah dirujuk ke Psikiater dan dinyatakan ada kelainan jiwa yang tak bisa didefinisikan. Melihat hal ini, dokter puskesmas muda ini bingung. Atas desakan keluarga pasien, sang dokter mengijinkan pasien untuk dibawa ke seorang tabib/dukun di desa sebelah. Sampai di tempat tabib itu, pasien hanya disuruh menceritakan kejadiannya. Singkat cerita, pasien kembali 1 hari kemudian dengan membawa persyaratan yang diminta tabib. Dengan cara-cara yang mungkin tak dipahami dengan logika, pasien ditangani oleh sang tabib. Setengah jam kemudian pasien sudah keluar dari kamar tabib dengan perut yang kembali normal dan wajah yang terlihat lebih cerah dan segar. Sang tabib keluar dengan membawa bungkusan putih berisi berbagai bentuk jarum, pisau kecil dan barang-barang lain yang mengerikan, yang katanya isi perut pasien tersebut. 2 hari kemudian pasien kembali bekerja seperti biasanya, tanpa mengingat penderitaannya selama 2 bulan ini yang menghabiskan banyak biaya.

@@@@@@@@@@@@

Fenomena seperti diatas sering kita dengar akhir-akhir ini. Fenomena yang tampaknya tidak masuk akal, diluar logika dan tidak pernah dipelajari di mata kuliah kedokteran. Kalau misalnya kita menjadi dokter puskesmas itu, apa yang bisa kita lakukan ? Ketika kita mengetahui bahwa penyakit itu tergolong NON MEDIS, apakah kita berdiam diri saja? Apakah dengan demikian kewajiban kita untuk membantu pasien tersebut hilang?

FENOMENA BARU

Akhir-akhir ini muncul berbagai macam pengobatan alternatif yang menggunakan IKTA. Sering kita baca di surat kabar, berbagai macam janis aliran IKTA yang menawarkan program penyembuhan dan pengobatan. Mulai dari Akupungtur, Yoga, Reiki, Tetada Kalimasada, jamu-jamuan, sampai dengan metode-metode gaib yang sulit di nalar. Melihat fenomena seperti ini, ada berbagai macam pendapat para praktisi di bidang kesehatan. Ada yang berpendapat bahwa larinya pasien ke IKTA adalah sebagai akibat bertambah mahalnya biaya yang harus dikeluarkan pasien, baik unruk proses penegakan diagnosa, terapi, maupun rehabilitasi, sementara keadaan ekonomi cenderung menurun. Ada yang berpendapat, bahwa masyarakat (pasien) sudah bosan dengan pola IKB yang terlalu berkutat pada masalah fisik belaka sesuai spesialisasi dokter dan kurang memanusiakan pasien, padahal kebanyakan pasien sangat terbantu dengan pola penanganan yang holistik (bio-psiko-sos-dan religi). Sebaliknya ada yang berpendapat bahwa maraknya praktek IKTA adalah ancaman terhadap institusi kesehatan (baca : IKB), sehingga keberadaannya harus diatur ketat bahkan kalau perlu di hilangkan. Ada pula yang berpendapat bahwa IKTA ini dapat menyesatkan pasien, karena tidak ada standarisasiyang bisa dipertanggung jawabkan.

Meningkatnya gairah pasien untuk memilih IKTA memang tidak bisa kita salahkan. Sebab adalah menjadi hak pasien untuk memilih pengobatan yang disukai dan bisa dijangkau kantong. Untuk itu marilah kita telaah satu per satu, kenapa masyarakat banyak yang beralih ke IKTA. Pertama, biaya yang harus dikeluarkan pasien adalah sangat tinggi, terutama dengan kondisi bangsa Indonesia yang sedang terpuruk, membuat harga obat-obatan dan biaya operasional alat-alat kedokteran melonjak tajam. Sementara di sisi lain daya jangkau masyarakat sedang menurun, terutama masyarakat kelas menengah ke bawah. Kedua, munculnya fenomena penyakit-penyakit yang di luar akal (baca : penyakit gaib) yang sampai saat ini belum bisa dijawab oleh IKB. Sementara anehnya, penyakit-penyakit itu bisa sukses disembuhkan dengan IKTA. Ketiga, meningkatnya jumlah pasien yang merasa “sakit hati” dengan pola penanganan IKB yang kurang memandang pasien sebagai seorang manusia yang membutuhkan kesembuhan menyeluruh. Pasien sering hanya dianggap sebagai objek harus ditangani sesuai dengan spesialisasi yang ditekuninya. Meskipun tidak semua praktisi kesehatan berlaku seperti demikian.

Di lain pihak, IKTA menawarkan suatu bentuk pengobatan yang mandiri. Pasien diajar untuk membangkitkan sendiri daya penyembuhan dari dalam tubuhnya (self healing). Dalam hal ini, kepada pasien ditanamkan suatu keyakinan bahwa apa yang dideritanya sebenarnya dapat disembuhkan sendiri. IKTA, dalam metodenya juga lebih menyentuh secara rohani, yaitu keharmonisan dengan alam dan TUHAN. Dengan terbentuknya keharmonisan itu akan membawa ketenangan dalam diri pasien yang pada akhirnya mempercepat kesembuhan dari penyakit yang dideritanya. Keuntungan inilah yang sekarang mungkin tidak bisa didapatkan dari IKB. Suatu proses pelampiasan dari stress yang dialami oleh pasien akibat kompetisi hidup yang ketat, yang membawa sakit jasmani. Melalui program IKTA pasien diberi kesempatan untuk berdialog dengan diri sendiri.

*********************

“Saatnya akan tiba ketika ilmu pengetahuan mencapai kemajuan besar, bukan karena peralatan yang lebih baik untuk menemukan dan mengukur sesuatu, namun karena sejumlah kecil orang dapat menguasai tenaga spiritual yang besar, yang sekarang jarang digunakan. Dalam beberapa abad, seni penyembuhan spiritual akan semakin berkembang dan digunakan secara universal”.

Man, Mind,and Universe, by GUSTAF STROMBERG

**********************

SINERGISITAS ANTARA IKB dan IKTA

Setelah mengamati keberadan IKTA yang semakin populer, maka sangatlah tepat kiranya dikembangkan suatu metode pengobatan baru yang merupakan kerjasama sinergis dengan IKB. Diharapkan antara keduanya dapat saling melengkapi dan memadukan metode-metode yang berguna bagi dunia kedokteran. IKTA dapat membimbing pasien untuk secara aktif membantu kesembuhan dirinya sendiri melalui metode SELF HEALING dan dikombinasikan dengan pengobatan modern ala IKB. Hal ini sangat berguna untuk mempercepat kesembuhan dan membangkitkan motivasi diri. Sebaliknya, IKB dapat membantu IKTA agar dikembangkan lebih sistematis, ilmiah, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga pola pengobatan dengan IKTA yang selama ini menimbulkan apriori tidak hanya dikalangan praktisi kesehatan, tetapi juga masyarakat umum, dapat dihilangkan. Kesan IKTA yang berbau gaib, supranatural, sulit di nalar dapat dihilangkan dengan serangkaian penelitian dan pengkajian yang mendalam.

Sebagai contoh, sejak satu dekade yang lalu beberapa sentra kesehatan di Amerika Serikat secara intensif mengadakan penelitian terhadap beberapa metode IKTA dari Cina dan India. Mereka secara profesional meneliti keefektifan Ilmu Akupungtur dan Seni Meditasi Yoga terhadap kesehatan manusia. Bahkan mereka tidak tanggung-tanggung melibatkan para suhu, resi dan ahli pengobatan alternatif di negara itu. Dan hasilnya sejak beberapa tahun yang lalu Ilmu akupungtur yang telah terbukti manfaatnya mulai ditekuni dan dipelajari aleh para praktisi kesehatan. Bidang pengobatan herbal (menggunakan tumbuh-tumbuhan alami) pun menunjukan perkembangan yang meningkat. Sejalan dengan tuntutan banyak negara untuk mengembang-kan pola Back to Nature, pola pengobatan seperti ini tampaknya perlu di kembangkan lebih lanjut.

Di Cina, pola pengobatan kepada pasien dengan menggunakan perpaduan antara IKB dan IKTA sudah menjadi hal yang biasa. Di sana pasien secara profesional didiagnose dan diterapi dengan alat-alat kedokteran yang canggih, sehingga benar-benar akurat. Setelah itu pasien diberi pilihan untuk menggunakan obat produk IKB atau secara tradisional (ramuan alami). Di sini dokter benar-benar menjelaskan keuntungan dan efek samping dari masing-masing obat secara transparan. Di Cina, obat-obatan alami, sudah diteliti dan distandarisasi oleh badan tertentu layaknya obat produk barat, sehingga mutunya terjamin. Setelah pasien memilih salah satu jenis obat (atau memilih kombinasi keduanya), pasien disarankan juga mengikuti program terapi tambahan. Maka setiap hari selama dalam masa penyembuhan, dibawah bimbingan seorang suhu/sinshe ataupun sang dokter sendiri yang telah dididik khusus, secara individu maupun berkelompok, pasien menjalani macam-macam terapi menggunakan IKTA. Misalnya akupungtur, pernafasan TAO, Reiki,Yoga dll, tergantung dari kebutuhan. Hal ini disadari sangat penting untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh.

KITA HIDUP DI INDONESIA

Indonesia banyak sekali menyimpan berbagai metoda pengobatan altenatif warisan nenek moyang. Banyak sekali kebudayaan dari etnis-etnis di seluruh Nusantara yang begiti akrab dengan IKTA. Baik itu yang merupakan asimilasi dari pendatang maupung asli dari negeri sendiri. Budaya minum jamu dan ramuan alami lainnya untuk tujuan kesehatan dan kecantikan, sangat populer di beberapa wilayah negeri (mis. di Jawa, Madura dan Bali). Berbagai ritual penyembuhan dengan menggunakan kekuatan supranatural, juga tak asing bagi masyarakat di pedalaman Kalimantan, Sulawesi dll. Namun seiring sengan perkembangan jaman, semakin sedikit orang yang mau menekuni dan memandang hal ini perlu untuk dilestarikan. Hal-hal tersebut dianggap ketinggalan jaman dan tidak masuk akal.

Pendapat tersebut tentu tidak bisa disalahkan. Karena IKTA di Indonesia masih sangat jauh dari kesan ilmiah dan kurang dikembangkan secara serius. Masih sangat sedikit orang, dalam hal ini para praktisi kesehatan, yang benar-benar mau secara tekun meneliti dan mengelolanya secara lebih profesional. Selama ini kita terkesan begitu apriori terhadap peranan IKTA di Indonesia serta relevansinya di bidang kedokteran. Mereka yang mengaku "modern" (termasuk para praktisi kesehatan sendiri), secara serampangan dan terburu-buru menganggap semua bentuk IKTA tak berguna dan malah justru menyesatkan, sehingga harus dihindari. Namun ironisnya sedikit sekali usaha untuk membuktikannya secara kongkrit dan ilmiah melalui berbagai penelitian dan seminar-seminar. Paling tidak untuk membuktikan apakah itu benar-benar menyesatkan atau malah berguna bagi kesehatan sehingga perlu dikembangkan lebih lanjut. Memang ada beberapa yang terbukti tidak berguna, malah sangat membahayakan kesehatan sehingga harus dihindari, tapi ada juga yang telah terbukti berhasil dan membantu meningkatkan kesehatan sehingga perlu di kembangkan lebih lanjut. Namun yang lebih penting, banyak diantaranya yang masih samar-samar, menunggu partisipasi dari para pakar di bidang kesehatan untuk meneliti, menguji coba secara profesional dan selanjutnya disosialisasikan kepada masyarakat luas.

Sungguh hal yang mengembirakan bahwa akhir-akhir ini, perhatian terhadap IKTA di Indonesia cukup meningkat. Para produsen jamu (baik untuk kesehatan maupun kecantikan) mulai memperbaiki kualitas produknya. Mereka terus mencari inovasi-inovasi baru melalui resep-resep kuno warisan nenek moyang yang selanjutnya disempurnakan, diproses dan dikemas dengan lebih modern dan menarik. Disini diperlukan peranan Departemen Kesehatan, dalam hal ini Dirjen POM (Pengawasan Obat dan Makanan) dan juga lembaga-lembaga swadaya lainnya untuk secara bersama-sama dan kontinyu, melakukan penelitian, pengembangan, dan pengayoman disertai usaha pengawasan mutu produk (lisensi) dan standarisasi. Sehingga masyarakat mersa aman dalam menggunakannya.

Sementara itu cabang IKTA lainnya, misalnya Ilmu Akupungtur, Ilmu Pernafasan Tao, Reiki, Senam Yoga, Pijat Refleksi dan ilmu-ilmu kanuragan asli Indonesia yang bertujuan untuk kesehatan dan membina daya tahan tubuh melalui Self Healing, harus pula mendapat perhatian lebih serius. Hal ini sejalan dengan program "Paradigma Sehat, Menuju Indonesia Sehat 2010" dari Dep Kes, yang akan lebih meningkatkan pola Promotif dan Preventif sebagai acuan dasar pembinaan kesehatan masyarakat. Depkes dan lembaga-lembaga terkait perlu melakukan penelitian yang lebih akurat, membentuk pusat-pusat pengkajian dan pendidikan bagi yang berminat menekuninya. Setelah itu pelu juga hal ini disosialisasikan dan diumumkan secara luas melalui media massa dan seminar-seminar agar masyarakat mengetahuinya. Hal ini penting, sebab semakin meningkatnya minat masyarakat terhadap pengobatan alternatif akhir-akhir ini, mendorong timbulnya cabang IKTA lain, yang kurang terbukti manfaatnya dan hanya bertujuan mencari keuntungan saja. Inilah kemudian yang menyebabkan timbulnya opini publik yang buruk terhadap IKTA. Sehingga cabang IKTA lain, yang telah terbukti berguna akan ikut tercoreng, ibarat karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Sekali lagi peranan para praktisi kesehatan dan pemerintah sangat diperlukan untuk mengatasi hal ini.

*********************

Adalah hak istimewa seorang DOKTER untuk :

-------Jarang menyembuhkan,

-------------Sering meringankan,

--------------------Selalu menghibur.

SIR OLIVER WENDELL HOLMES

*********************

PENUTUP

Sudah saatnya pemerintah, dalam hal ini Departemen Kesehatan memfasilitasi perkembangan IKTA yang akhir-akhir ini marak di Indonesia. Kebaikan maupun keburukannya harus dibuktikan secara ilmiah dan profesional, kemudian dikomunikasikan secara transparan kepada masyarakat luas. Agar masyarakat mampu memilih metode pengobatan yang tepat sesuai kemampuannya.

Sudah saatnya pula para praktisi di bidang kesehatan di Indonesia membuka diri terhadap perkembangan IKTA. Keterlibatan mereka dalam penelitian, pengkajian secara terus menerus sangat membantu perkembangan IKTA. Dan tidak menutup kemungkinan untuk digunakan dalam klinik secara luas, bila benar-benar terbukti manfatnya bagi kesehatan.

Negara-negara Eropa dan Amerika sudah sejak awal 90-an membuka diri dan meneliti IKTA secara intensif. Cina dan Jepang sudah lama memadukan pengobatan tradisionalnya dengan pengobatan moden. Indonesia yang kaya dengan berbagai jenis IKTA sebagai bagian dari kebudayaan, masih baru mencoba mengembangkannya di tengah berbagai kontroversi terhadap relevansinya di bidang kedokteran. Akankah potensi ini akan, lagi-lagi, dimanfaatkan bangsa asing bagi kepentingannya sendiri ? Sementara kita sebenarnya mempunyai kemampuan untuk mengembangkannya sendiri, dan memanfaatkan untuk mening-katkan kesehatan masyarakat. Jangan sampai sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada guna melanda dunia kesehatan Indonesia.

Akhirnya, kerjasama dan sinergisitas untuk saling melengkapi dan mengembangkan antara Ilmu Kedokteran Barat (IKB) dan Imu Kedokteran Timur /Alternatif (IKTA) merupakan hal yang tidak bisa ditunda lagi. Masyarakat dunia sudah sangat lama menunggu terobosan baru Ilmu Kedokteran untuk menyelesaikan berbagai masalah kesehatan yang semakin meluas. PRIMUM NON NOCERE.

"PERGI DAN SEMBUHKANLAH YANG SAKIT"

JESUS CHRIST in MATT 10:8

SURABAYA, 25 FEBRUARI 2001

DIPUBLIKASIKAN : 21 September 2002

UNTUK KMK ALGONZ TERCINTA

18 Agustus, 2008

Carilah ....


Carilah ke Kedalaman Diri
untuk menemukan kekayaan harta karun dan bakat
yang sudah menjadi milik Anda
Kemudian dengarkan
itu adalah suara kegembiraan yang dinyanyikan oleh hati Anda