Kunjungi Facebook saya

Profil Facebook Agung K. Saputra

13 Januari, 2009

THE LAW of ATTRACTION

Bulan-bulan terakhir ini saya dikejutkan oleh beberapa pengalaman penerapan Law of Attraction (LoA).

Ke Malang
Diawali oleh suatu rencana liburan di seputar natal dan tahun baru. Pada hari tersebut saya cuti dan kita berencana pulang ke Malang. Sementara istri saya pada hari yang direncanakan tersebut masih belum libur. Bisa sih mencari ganti, tapi teman yang akan menggantikan kelihatannya kok tidak bisa dan agak sulit. Akhirnya saya terapkan LoA, saya membayangkan hari itu (saya bayangkan riil tanggalnya, bulannya) saya bayangkan kita sudah berada di malang (saya bayangkan riil suasana di rumah, kita sudah bertemu dengan keluarga). Beberap hari sesudahnya istri saya kembali mencoba menghubungi teman untuk menggantikan kerja. Ehh… tanpa kesulitan, tanpa ba-bi-budia bersedia dan mau menggantikan. Padahal sebelumnya kita sudah menyiapkan segudang rencana pengganti bila ini tidak berhasil. Jadilah kita ke malang tepat waktu dan tanpa kesulitan.

Macet Porong
Berikutnya saya dalam perjalanan dari Surabaya ke Pandaan. Disana pastilah melewati sebuah tempat yang bernama Porong dimana didalamnya ada lumpur Lapindo. Area itu adalah jalan umum menuju Malang yang sulit diprediksi angka kemacetannya. Kadang macet banget, kadang juga sepi. Hari itu saya diminta untuk menjadi pembicara di satu acara dan diharapkan sampai disana tepat waktu pukul 8 pagi. Bagaimana caranya agar tiba disana tepat waktu? Secara riil waktu tempuhnya adalah 1 -1,5 jam bila lancar, kalau ada hambatan bisa jadi 2 jam lebih. Nah saya berharap perjalanan lancar jadi saya berangkat pukul 6.30. Begitu kita meluncur, iseng-iseng saya coba terapkan LoA. Dalam hati saya memohon sekaligus bersyukur telah tiba di Pandaan tepat pukul 8. Sambil saya bayangkan sejelas-jelasnya saya turun dari mobil, disuatu tempat parkir, pokoknya tiba ditempat pada pukul 8. Saya juga visualisasikan bahwa jarum jam di arloji saya secara riil tepat berada di angka 8 pagi dan saat itu saya sudah tiba di tempat. Setelah hati saya mantap, tenang dan meng-ikhlaskan bahwa saya pasti tiba tepat waktu, maka tertidurlah saya. Tau-tau jam 8 kurang sedikit sudah mendekati tempat tujuan. Pukul 8 kurang 10 menit, saya tiba di tempat. Ajaib. Saya tanya pak sopir, bagaimana situasi diperjalanan tadi (karena saya tertidur)? dia bilang sangat lancar. Namun, kata dia, beberapa saat setelah kita lewat porong, dia dengar di radio, ada truk yang terperosok di lubang sehingga mulai jalan macet, beberapa kilo dibelakang mobil saya….. Wahhh. Untung kita udah lewat, kalau ndak bakal tertahan agak lama disana.

Bisa Belanja
Berikutnya masalah yang yang agak aktual. Beberapa hari seputar tahun baru, istri saya sakit, ndak tau kenapa tiap tahun baru kok sakit. Beberapa hari setelah melewati puncak sakit dan mulai agak sembuh, saya berharap ingin memberikan sesuatu buat istri saya (belanja pakaian atau apapun) sebagai ganti tidak bisa keluar kemana-mana karena sakit. Namun logika saya berkata, apa iya bisa, karena keuangan kita agak terbatas bulan ini, trus mungkin masa diskon udah lewat karena sudah tahun baru dsb. Tapi saya coba singkirkan pikiran itu, mulailah saya bayangkan 2 hari ke depan saya dan istri sudah berada di mall, belanja, saya bayangkan saya banyak membawa barang bagus tetapi harganya terjangkau sekali. Saya bayangkan wajah kami begitu gembira dan ceria tanpa beban. Saya ulang-ulang hal itu sesering mungkin. Dan jadilah seperti itu, tepat 2 hari setelahnya kami bisa belanja, memilih barang-barang yang terbaik, dan ternyata toko yang kami tuju ada program diskon yang lumayan besar, diluar dugaan kami.

Nonton Film
Minggu kemarin saya sebenarnya berkeinginan untuk menonton sebuah film di bioskop. Namun menurut perhitungan kami itu kurang bijaksana disaat kami harus berhemat. Nanti ajalah nunggu ada DVD-nya keluar ato pinjam DVD teman / saudara, pikir kami saat itu. Dan sepertinya bulan-bulan ini bulan berhemat, jadi jangamn makan yang enak-enak. (wah gawat, pikir saya saat itu, sementara istri saya senyum-senyum saja). Ya sudahlah saya ikhlaskan kondisi keluarga saya saat ini, saya terima hal ini dengan ikhlas. Namun tetap saya beli koran untuk melihat jadwal film, melihat gambarnya dan sambil membayangkan kita sudah berada di bioskop nonton film tersebut. Hari sabtu, sore hari datang adik istri saya main dirumah, sepulang kerja. Rupanya dia minta itemani jalan-jalan ke mall sambil nonton film dan kebetulan film yang ingin ditonton sama dengan kami. Rupanya beberapa hari ini kerjaannya banyak dan sabtu ini beber-bener mau rileks. Dia bilang semua dia yang akan bayar termasuk taxi-nya dan makan malam, karena dia lagi punya program diskon dari kartu kreditnya. Peristiwa itu terjadi begitu cepat dan begitu saja dan tak lama kami sudah berada di mall untuk nonton film, diluar dugaan kami dan malah diberi bonus bisa makan enak. Hehehe.

Minta, Yakin, Syukur
Yang bisa saya pelajari, LoA sungguh bisa diterapkan asal kita mau meminta, yakin dan bersyukur, maka semua bisa terjadi. Beberapa orang bilang itu membuang-buang waktumu, membayang bayangkan sesuatu yang mustahil seperti orang yang melamun, tidak berusaha. Menurut saya proses kita meminta, berusaha yakin atas permintaan kita, tahu apa permintaan dan bersyukur (walaupun itu belum terjadi) adalah proses usaha juga dan itu tidak gampang lho, harus melawan logika dan hujatan orang-orang. Dalam kasus nonton film, keyakinan saya adalah saya akan bisa nonton fiml tersebut, walaupun dalam waktu dekat keuangan tidak memungkinkan. Saya yakin, saya ikhlaskan kekurang-uangan saya saat ini. Sambil berusaha ?? ya tentu. Usaha saya adalah berhemat, mereduksi keinginan yang kurang perlu, dengan harapan minimal 1 bulan lagi ketika menerima gaji kita bisa nonton. Ehh ternyata rencana Tuhan lain, beliau ndak nunggu 1 bulan lagi, 2 hari berikutnya rejeki itu datang dari adik ipar saya. Sungguh diluar dugaan, dahsyatnya rasa ikhlas.

Kenapa baru sadar sekarang? Padahal dalam kitab suci agama saya telah jelas disebutkan. Mintalah maka kau akan diberi, ketoklah pintu maka akan dibukakan bagimu, dan jangan khawatir akan hidupmu, burung-burung diudara yang tidak bekerja saja diberi kehidupan dan dipelihara oleh alam, bunga-bunga yang tidak memintal dan menenun pun diberi pakaian yang indah oleh alam. Apalagi kamu manusia yang katanya makhluk paling mulia dan berakal budi. Kesulitan hari ini cukuplah hari ini……
Kutahu yang kumau, mintalah yang kamu mau, yakinlah terhadap apa yang kamu mau, dan bersyukurlah bahwa Tuhan telah mengijinkan kamu menikmati apa yang kamu mau itu (walaupun sekarang belum terjadi). Waktu bagi Tuhan adalah sesuatu yang relatif, jangan dipusingkan.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Walah walah mas, jadi inget pas lulus tes psikologi di tempat kerja yang sekarang.
Padahal paling akeh saingane, konco dhewe 2 orang (nginep'e bareng maneh) belum ditambah yang lain.
Malamnya aku cuma membayangkan diriku berada dalam keadaan terbaik (fisik, mental, psikologis), padahal pas wawancara di'nyek bahasa Inggrismu itu levelnya medium to poor, hehe akhirnya lulus.
Pas ada pengumuman lulus kok malah ibuku yang nangis.